Tune Up_Otomotif

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Deskripsi

 

Modul  Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan dengan materi  dan informasi tentang dasar listrik, pemeriksaan kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan. 

Setiap kegiatan belajar berisi tujuan umum dan tujuan khusus, petunjuk penggunaan modul, alokasi waktu, peralatan dalam penggunaan modul, materi pembelajaran (judul pembelajaran), uraian materi secara singkat dan jelas, rangkuman, evaluasi, test/latihan (termasuk lama waktu dan petunjuk pengerjaan test/latihan), kunci jawaban, umpan balik, dan daftar pustaka dan buku yang dianjurkan untuk dibaca. Siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban.Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.

Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa.Uji kompetensi dilakukan secara teoritis dan praktik. Uji teoritis siswa menjawab pertanyaan pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi siswa.

 

 

B.     Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus

 

1.    Tujuan umum dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:

a.  Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan .

b.  Mengukur tegangan, tahanan dan arus

2.    Tujuan khusus dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:

a.  Memeriksa kerusakan ringan pada rangaian/sistem kelistrikan dan prosedur menghindari kerusakan ECU.

b.  Mengganti sekering dan bohlam

c.  Melakukan perbaikan pengkabelan

d.  Melakukan perbaikan konektor.

 

C.     Petunjuk Penggunaan Modul

 

Untuk memberikan pemahaman secara menyeluruh tenteng sistem pelumasan, maka siswa diharapkan harus mempelajari dulu Materi Teori Dasar Penunjang secara menyeluruh sebelum melaksanakan tahapan-tahapan praktik.

Untuk memperoleh hasil belajar seccara maksimal dalam mempelajari modul ini ,langkah –langkah yang perlu dilaksanakan anatara lain:

1.     Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada pada masing-masing kegiatan belajar.

2.     Bilaada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang memegang kegiatan belajar tersebut.

3.     Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) yaitu seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi – materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

 

D.    Alokasi Waktu

Durasi Waktu : 2 X 45 Menit

Tabel 1. Alokasi waktu

No

Kegiatan

Waktu

1

Deskripsi

10 Menit

2

Materi

50 Menit

3

Evaluasi

30 Menit

 

 

E.     Peralatan Dalam Penggunaan Modul

1.      Papan Tulis

2.      OHP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

MATERI PEMBELAJARAN

 

A.       Rangkaian Seri, Parallel dan Kombinasi

Rangkaian komponen dalam sistem kelistrikan ada tiga macam yaitu rangkaian seri, rangkaian parallel dan rangkaian seri parallel atau kombinasi.Pemahaman jenis dan karakteristik rangkaian sangat penting sebagai dasar memeriksa dan menentukan sumber gangguan pada sistem kelistrikan.

1.      Rangkaian Seri

Aplikasi rangkaian seri sangat banyak digunakan pada kelistrikan otomotif. Sistem starter, pengatur kecepatan motor kipas evaporator AC  merupakan beberapa contoh aplikasi rangkaian seri.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.  Rangkaian seri

 

2.       Rangkaian Parallel

Aplikasi rangkaian parallel sangat banyak digunakan pada kelistrikan otomotif. Sistem penerangan merupakan salah satu contoh aplikasi rangkaian parallel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.  Rangkaian parallel

3.    Karakteristik Rangkaian Seri dan Parallel

Rangkaian Seri

Rangkaian Parallel

a.

   Rt=  R1 + R2

 

Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan semua tahanan :

 

a.

Besar tahanan total  (Rt) adalah :

1              1             1

               =             +

      Rt             R1          R2

 R1 + R2

Rt  =

             R1x  R2

Dengan menggunakan perhitungan aljabar  akan diperoleh persamaan ekuvalen:

 

 


b.

   V           

I   =                        

Rt

Arus yang mengalir  pada rangkaian sama besar :

atau

I  =I1 =  I2

 

 


b.

I=  I1 +  I2

Besar arus mengalir adalah :

 

Besar arus mengalir pada rangkaian parallel mengikuti Hukum Kirchoff I, yang menyatakan  jumlah arus listrik yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik cabang tersebut.

c.

Tegangan total (Vt)  merupakan penjumlahan tegangan :

   Vt=  V1 + V2

 

 

 

 


Besar  V1 dan V2 adalah:

 R2

V2  =            x  V               

Rt

 R1

V1  =            x  V               

Rt

                            

 

 


c.

Tegangan pada rangkaian sama yaitu :

   V=  V1 =  V2


Contoh soal :

 

1.    Tentukan besar Rt, I, I1, I2,, V1 dan V2, pada rangkaian seri di atas bila diketahui  R1=10 W dan R2= 30 W, sedangkan sumber tegangan 12V.

 

Solusi:

a.     Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan semua tahanan

(Rt )  =  R1 + R2

=  10 + 30 

=  40W

b.      Arus yang mengalir  pada rangkaian sama besar I  = I1  = I2

I   =  V / Rt  

    = 12/ 40 = 0,3 Amper

c.     Tegangan  total merupakan penjumlahan dari tiap tegangan

V1  =  R1/ Rt x V  = 10/40 x 12  = 3 V

V2  =  R2/ Rt x V  =  30/40 x 12 = 9 V

V    =  V1 + V2 =  3 +9  = 12 V

 

Karena besar I sudah dicari maka besar V1 dan V2  dapat pula ditentukan dengan rumus:

V1  =  R1 x I  =  10 x 0,3  =  3 V  

V2 =  R2 x I  = 30 x 0,3  =  9 V

V   =  V1 + V2 =  3 + 9 = 12 V

 

 

2.     Sistem kelistrikan mempunyai dua  klakson dengan daya berbeda.

klakson LH  12V/ 60 W dan klakson RH  12V/ 36 W. Tentukan :

a.     Tahanan klakson LH dan RH

b.     Tahanan total

c.     Arus pada klakson LH dan RH

d.     Arus  yang melewati saklar klakson dan yang melalui sekering.

 

Gambar  3.   Sistem Klakson Tanpa Relay

 

Solusi:

a.     Tahanan klakson adalah: 

Klakson LH    R1 = V2 / P =   122 / 60  =   2,4 W

Klakson RH    R2 = V2 / P =   122 / 36  =   4 W

 

b.     Besar tahanan total  (Rt) adalah:

Rt  = ( R1 x R2) : (R1 +R2)  =  (2,4 x 4) : (2,4 + 4)

     =  9,6  : 6,4 = 1,5 W

c.     Besar arus yang mengalir melalui klakson

Horn  LH      I1 =  V/ R1  =  12 / 2,4  = 5 A

Horn RH       I2 =  V / R2 = 12 /  4     =  3 A

d.     Besar arus mengalir melalui saklar klakson maupun sekering merupakan total arus yang mengalir melalui kedua klakson, yaitu:

I  =   I1  + I2

                        =  5 +  3  =  8 A

         atau

                       I  =  V / Rt  =  12 / 1,5  =  8 A

 

 

Arus yang mengalir pada saklar klakson sangat besar sehingga percikan api pada kontak saklar klakson  besar, saklar klakson  cepat kotor, tahanan kontak meningkat dan bunyi klakson lemah. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka rangkaian klakson dipasang relay.  Bila diketahui tahanan lilitan relay sebesar 60 W, tentukan:

a.    Tahanan total

b.    Arus pada klakson LH dan RH

c.    Arus  yang melewati saklar klakson

d.    Arus  yang melalui sekering.

 

 

Gambar 4.    Sistem Klakson Dengan Relay

 

 

Solusi:

a.     Tahanan total  (Rt)

Tahanan  pada rangkaian terdiri dari:

R1 (tahanan klakson LH )  = 2, 4 W

R2 (tahanan klakson RH)   =  4W

R3 (tahanan relay)         =   60 W

Dengan  rumus (14) besar Rt adalah

1/ Rt    =  1/R1 +  1/ R2  + 1/R3

1/Rt     =  1/2,4  +  1/ 4   + 1/ 60

           =   25/ 60  + 15/ 60 + 1/ 60 =  41/60

Rt        =  60/ 41 = 1,463 W

 

b.     Besar arus yang mengalir melalui klakson

Horn  LH      I1 =  V/ R1  =  12 /2, 4  = 5 A

Horn RH       I2 =  V / R2 = 12 / 4     =  3 A

c.     Arus yang melalui saklar klakson merupakan arus yang melewati lilitan relay

I3  =   V/ R3  =  12/ 60  = 0,2 A

d.     Arus melewati sekering merupakan total arus yang melewati   rangkaian

I    =   I1 + I2 + I 3  =  5 + 3 + 0,2  =  8,2 A

Atau

I  = V/ Rt   =  12 / 1,463 = 8,2 A

 

Tabel 3.    Perbandingan  besar arus yang melewati komponen dalam sistem klakson             

No

Parameter

Tanpa relay

Dengan relay

Selisih

1.

Klakson LH

·        Daya

·        Tahanan

·        Arus

 

60 W

2,4 W

5 A

 

60 W

2,4 W

5 A

 

0

0

0

2.

Klakson RH

·        Daya

·        Tahanan

·        Arus

 

36 W

4 W

3 A

 

36 W

4 W

3 A

 

0

0

0

3.

Horn switch

8 A

0,2 A

7,8 A

4.

Fuse

8 A

8,2

0,2 A

5.

Beban rangkaian

96 W

98,4 W

2,4 W

 

Dari pemasangan relay pada rangkaian tersebut mampu mengurangi arus yang melalui saklar klakson sebesar 7,8 A yaitu dari 8 A menjadi 0,2 A sehingga saklar klakson lebih awet. Dengan menambah relay arus listrik dari baterai bertambah  0,2 A atau beban listrik bertambah 2,4 W.

 

 

 

 

 

 

 

4.    Rangkaian Seri–Parallel

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5.Rangkaian seri parallel

 

Tahanan total (Rt) :

Rt  =   R1  + Rp      ………………………………………….    (10)

Rp merupakan tahanan pengganti untuk R2 dan R3.

Rp  = ( R2 x R3) : (R2 +R3)   ………………………………..    (11)

Rt  =   R1  + ( R2 x R3) : (R2 +R3)

Tegangan pada rangkaian:

V          =  V1   +  VRp

V1        =  R1 / Rt  x V 

VRp      =  Rp / Rt  x  V

 

Karena R2 dan R3 paralel maka

V2 = V3  =  Rp / Rt  x  V

 

Besar arus pada R1 = arus total  

I   =  V/ Rt  

 

Besar arus pada R2  adalah

I2 =  V2 /  R2 

 

Besar arus pada R3  adalah

I3   = V3 / R3     ………………………………………………….   (12)

 

 

 

Contoh:

Tentukan besar tahanan total (Rt), tegangan pada R1, R2 dan R3 dan besar arus pada R1, R2 dan R3 pada rangkaian di bawah ini bila diketahui R1= 4,5W  ,     R2=10 W    dan   R3= 30 W

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6.  Menentukan arus dan tegangan pada rangkaian seri parallel

 

 

Solusi:

1.     Mencari tahanan total (Rt) ditentukan dahulu besar tahanan pengganti (Rp) untuk R2 dan R3.

      Rp  = ( R2 x R3) : (R2 +R3)  =  (10 x 30) : (10 + 30)

                                         =  300 : 40 = 7,5 W

      Rt  =   R1  + Rp   =  4,5  + 7,5  =  12 W

 

2.     Mencari  V1 dengan rumus:

 V1  =  R1 / Rt  x V  =  4,5 / 12  x 12  =  4,5 V

Karena R2 dan R3 paralel maka

V2 = V3  =  Rp/ Rt  x  V  =  7,5 / 12  x 12  = 7,5 V

 

3.     Besar arus pada R1 = arus total  

I   =  V/ Rt  =  12/ 12         =  1 A

4.     Besar arus pada R2  adalah   

I2 =  V2 /  R2  = 7,5 / 10 = 0,75 A

 

5.     Besar arus pada R3  adalah   

I3   = V3/ R3    = 7,5 /  30 =  0,25 A

Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian seri paralel yang sering digunakan. Penerapan rangkaian ini antara lain pada termometer, intensitas pengukur cahaya, air flow meter dan sebagainya.

 

Gambar 7.  Jembatan Wheatstone

 

 

Contoh:

Tentukan tegangan pada Volt meter pada gambar diatas.

Tegangan yang ditunjukkan volt meter merupakan selisih tegangan pada titik A dengan titik B.

Tegangan pada titik A adalah   

Va =  R2/ (R1+R2)  x V  = 2/ (1+2)x 12=  8 V

 

Tegangan pada titik B adalah 

Vb =  R4/ (R3+R4)  x V  = 4/ (4+4)x 12=  6 V

 

Tegangan pada Volt meter adalah 

Va – Vb  =  8 – 6 = 2 V

 

Dengan konsep diatas bila salah satu nilai tahanan berubah maka tegangan pada Volt meter juga berubah.

 

B.       RANGKUMAN

1.      Rangkaian seri mempunyai karakteristik 

a.      Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan semua tahanan

 ( Rt = R1 + R2)

b.      Arus yang mengalir  pada rangkaian sama besar  

(It = I1 = I2)

c.      Tegangan total (Vt)  merupakan penjumlahan tegangan 

(Vt = V1 +V2)

 

2.      Rangkaian parallel mempunyai karakteristik:

a.      Tegangan pada rangkaian sama ,     V =  V1  =  V2      

b.      Besar arus yang mengalir tergantung bebannya.

c.      Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap percabangannya       I  =   I1  + I2 

d.      Besar tahanan total  (Rt) atau tahanan pengganti adalah:

                                        

 

3.      Rangkaian Seri Parallel atau kombinasi mempunyai karakteristik

a.      Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan tahanan dengan tahanan pengganti.

       Rt  =   R1  + Rp

b.      Tegangan total  pada rangkaian merupakan penjumlahan tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti.         (V  =   V1   +  VRp)

c.      Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total  (I = V/ Rt) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

EVALUASI

A.       Tugas

1.      Cari buku pedoman perawatan dan perbaikan salah satu mesin otomotip, buka bagian wiring diagramnya,  tentukan metode mengukur besar arus yang dibutuhkan untuk tiap sistem yang bekerja, tentukan titik-titik mengukur besar tegangan pada rangkaian.

2.      Sebutkan contoh aplikasi rangkaian seri, parallel dan kombinasi pada sistem kelistrikan mobil. Gambarkan rangkaian sistem tersebut.

 

B.       Test Formatif

1.      Sebuah  lampu 12V/36W dirangkai seperti gambar dibawah ini,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


a.        Tentukan berapa besar arus listrik secara teoritis?

b.        Bagaimana cara memasang amper meter untuk mengukur besar arus yang mengalir?

c.        Berapa tahanan lampu secara teoritis?

d.        Bagaiman cara mengukur tahanan lampunya?

e.        Bagaiman cara mengukur tegangan baterainya?

 

2.      Jelaskan karakteristik rangkaian seri, parallel dan kombinasi

3.      Dua resistor dirangkai secara seri. Harga R1= 60 Ω dan R2 = 180Ω, tentukan  besar arus  listrik yang mengalir dan besar tegangan pada masing masing resistor bila tegangan sumber sebesar 12V

4.      Tentukan besar arus listrik yang mengalir pada fuse bila diketahui tahanan lilitan relay 100 Ω, daya masing-masing horn 12V/36W  tegangan baterai 12V. Berapakah tegangan pada titik 5 pada saat horn switch atau tombol OFF dan saat ON ?

5.      Tentukan besar tahanan total (Rt), tegangan pada R1, R2 dan R3 dan besar arus pada R1, R2 dan R3 pada rangkaian di bawah ini bila diketahui R1= 4 W,  R2=30 W  dan  R3= 60 W

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.       Kunci  Jawaban

1.      Sebuah  lampu 12V/36W dirangkai seperti gambar dibawah ini,

a.        Besar arus listrik adalah   I =  P/V  = 36/12 = 3 Amper

b.        Cara memasang amper meter secara seri seperti gambar berikut ini:

 

 

                 

Amper Meter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


c.         Tahanan lampu sebesar R =  V/I  = 12/3 = 4 Ω?

d.        Cara mengukur tahanan lampunya dengan melepas lampu, kemudian diukur menggunakan Ohm meter, posisi selector pada 1XΩ, kalibrasi Ohm meter, kemudian diukur seperti gambar berikut ini, besar tahanan seperti ditunjukkan pada Ohm meter.

Ohm meter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


e.        Cara mengukur tegangan baterai adalah dengan menggunakan volt meter, bila menggunakan multi meter atur selector pada tegangan DC pada sekela pengukuran 50V, hubungkan colok ukur positip pada positip baterai dan colok negatip pada negatip baterai, baca hasil pengukuran.sebagai berikut:

Volt meter

 

 


 

2.      Karakteristik Rangkaian seri, parallel, dan rangkaian kombinasi:

a.      Karakteristik rangkaian seri adalah:

1)   Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan semua tahanan

( Rt = R1 + R2).

2)   Arus yang mengalir  pada rangkaian sama besar   (It = I1 = I2).

3)   Tegangan total (Vt)  merupakan penjumlahan tegangan  (Vt = V1 +V2).

b.      Karakteristik rangkaian parallel :

1)    Tegangan pada rangkaian sama ,     V =  V1  =  V2      

2)    Besar arus yang mengalir tergantung bebannya.

3)    Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap percabangannya       I  =   I1  + I2 

4)    Besar tahanan total  (Rt) atau tahanan pengganti adalah:

       

 

c.      Karakteristik rangkaian Seri Paralel atau kombinasi

1)   Tahanan total (Rt)  merupakan penjumlahan tahanan dengan tahanan pengganti.        Rt  =  R1  +  Rp 

2)   Tegangan total  pada rangkaian merupakan penjumlahan tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti.     (V  =   V1   +  VRp)

3)   Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total

 (I   =  V/Rt ) 

 

3.      Besar arus yang mengalir:

I =  V/Rt  = 12 / (60+180) = 0,05 A = 50 mA.

Tegangan pada  R1 yaitu:  

V1 = R1 x I  = 60 x 50 = 3000 mV =3 V

Tegangan pada R2 yaitu: 

V2 = R2 x I  = 180 x 50 = 9000 mV = 9 V.

 

4.      Besar arus yang mengalir pada fuse  merupakan total arus ke beban, dimana:

Beban 1 lilitan relay dengan

R= 100Ω berarti  I = V/R = 12/ 100 = 0,12 A

Beban 2 adalah horn dengan daya 36W, berarti

I = P/V = 36/12 = 3 A

Beban 3 sama dengan beban 2 yaitu horn 36 W jadi   I= 3 A.

Jadi besar arus yang mengalir adalah

It = 0,12 + 3 + 3 = 6,12 A

Tegangan titik 5 saat tombol OFF adalah 0 Volt, sedangkan saat tombol ON adalah 12Volt.

 

5.      Mencari tahanan total (Rt) ditentukan dahulu besar tahanan    pengganti (Rp) untuk R2 dan R3.

Rp  = ( R2 x R3) : (R2 +R3) = (30 x 60) : (30 + 60) = 20

Rt  =   R1  + Rp   =  4  + 20  =  24 W

Mencari  V1 dengan rumus:

V1  =  R1 / Rt  x V  =  4 / 24  x 12  =  2 V

Karena R2 dan R3 paralel maka

V2 = V3  =  Rp/ Rt  x  V  =  20 / 12  x 12  = 10 V

Besar arus pada R1 = arus total      

I   =  V/ Rt   =  12/ 24    =  0,5 A

Besar arus pada R2  adalah

I2 =  V2 /  R2  = 10/ 30 = 0,333 A

Besar arus pada R3  adalah

I3   = V3/ R3    = 10/  60 =  0,167 A

 

D.  Umpan Balik

 

 

Tabel 4. Kriteria Kelulusan

Aspek

Skor Perolehan

Bobot

Nilai

Keterangan

Sikap

 

2

 

Syarat kelulusan nilai minimal 7, dengan skor setiap aspek minimal 7

Pengetahuan

 

2

 

Keterampilan

 

6

 

Nilai Akhir

 

 

Keterangan :

Tidak

=0 (nol)

(tidak lulus)

Ya

=70 s.d. 100

(lulus)

 

 

Kategori Kelulusan:

 

< 70

:

Tidak lulus

70 s.d. 79

80 s.d. 89

90 s.d. 100

:

lulus dengan bimbingan

:

Lulus

:

Lulus sangat bimbing


BAB IV

PENUTUP

 

 

          Kompetensi ini merupakan kompetensi dasar guna mempelajari sistem kelistrikan sehingga  harus dikuasai dengan baik.

          Setelah siswa merasa menguasai sub kompetensi yang ada, siswa dapat melaksanakan uji kompetensi, uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik.  Uji teoritis dengan cara siswa menjawab pertanyaan  soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan mendemontrasikan kompetensi yang dimiliki pada guru/instruktur. Guru/instruktur akan menilai berdasarkan lembar observasi yang ada, dari sini kompetensi siswa dapat diketahui.

Bagi siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, namun bila syarat minimal kelulusan belum tercapai maka harus mengulang modul ini, atau bagian yang tidak lulus dan karena tidak diperkenankan mengambil modul berikutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Sullivan`s Kalvin R. (2004),  Diagnosis & Testing,  WWW. Autoshop 101.com

TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor

TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share on Google Plus

About David Sigalingging

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment