Sistem Starter_Otomotif

BAB II

PEMBELAJARAN

                                          

A.   Fungsi danPrinsip dasar sistem stater

1.   Fungsi motor stater

Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :

a.    Tekanan kompresi

b.    Gesekan pada semua bagian yang bergerak

c.    Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

2.   Prinsip dasar motor stater

Pada kumparan yang dialiri arus listrik , maka pada init kumparan itu akan timbul medan magnet. Motor stater terdiri dari kumparan jangkar ( armature coil) yang ujungnya terdapat komutator , kumparan medan ( field coil ) yang terdapat inti besi yang mampu berubah menjadi magnet karena pengaruh aliran listrik yang diberikan.

Field coil dan armature coil dirangkai secara  seri dan dihubungkan dengan arus baterai melalui komutator, maka pada armature coil akan berubah menjadi magnet dan pada field coil juga akan berubah menjadi magnet . Magnet dari inti kumparan tersebut sama , makaakan saling menolak . Hal ini akan dapat menghsilkan putaran pada armature coil . Armature coil tersusun dari beberaapa kumparan , maka putran yang dihasilkan akan menjadi besar,. Dengan demikian kemampuan putar dan tingginya tingginya putaran motor stater ditentukan oleh beberapa factor meliputi : (a) Besarnya gaya magnet pada field coil. (b) Besar arus listrik yang mengalir pada kumparan . (c) Banyaknya kumparan pada armature coil .

         Untuk menghaasilkan putaran yang tinggi sekarang banyak dikembangkan motor stater dengan empat buah sikat arang yang dihubungkan ke armature coil dari number arus yaitu dua sikat positif dan dua sikat negatif.

 

 

3.    Komponen motor stater

          Motor stater terdiri dari beberapa komponen meliputi :

a.   Yoke core dan Pole core

Berfungsi sebagai tempat mengikat pole core yang dibuat dari besi / logam bebrbentuk silinder dan sekaligus merupakan rumah armature.   Sedangkan pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan merupakan medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.  Pada umumnya setiap stater mempunyai 4 buah pole core yang diikatkan pada yoke dengan di sekrup.

b.   Field Coil

Berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada stater.  Field coil disambungkan secara seri dengan armature coil, agar arus yang melewati field coil juga mengalir ke armature coil.

 

  

Gambar 1. Field Coil dan Armatur Coil

c.    Armature Coil

Tersusun dari armature core, armature shaft, komutator, armature coil dan bagian lainnya.  Pada armature coil ini akan dapat mengubah energi listrik menjadi magnet dan diubah menjadi energi gerak putar pada poros armature.        

d.   Gigi Pinion dan Over Running Clutch

Gambar 2. Stater Clutch

 

Berfungsi sebagai penghubung putaran poros armature dengan gigi fly wheel sehingga putran armature shaft dapat dipndahkan ke poros engkol sehingga mesin dapat melakukan langkah kerja . Overunning clutch berfungsi untuk mencegah terjadinya putaran yang berlebihan pada motor stater. Karen putarn mesin setelah hidup akanmelebihi putaran motor stater .

 

e.   Driver lever

Berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah gigi fly wheel agar   dapat berkaitan dan juga menarik gigi pinion untuk terlepas dari fly wheel.l                      

f.    Sikat-sikat

Motor stater biasanya dilengakpi dengan 4 buah sikat , dua buah di ikatkan pada pemegang yang diisulator dan disambungkan dengan armature coil melalui comutator . Sedangkan yang dua sikat diikat pada pemegang yang dihubungkan dengan masa bodi  motor stater.  

g.   Magnetic Switch

 Magnetic switch merupakan komponen motor stater yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari baterai ke motor stater dengan kemagnetan. Magnetic switch terdiri dari solenoid, inti magnet,plunger, pegas pengembali, kontak plat dan terminal .

 

Gambar 3. Magnet Swicth

 

Selenoid terdiri dari dua kumparan yaitu, kumparan yang berfungsi sebagai penarik (pull in coil) dan kumparan yang berfungsi sebagai penahan (hold in coil).  Dan kedua kumparan ini akan menggerakkan plunger sehingga kontak plat akan menghubungkan antara terminal 30 dengan terminal C, serta menarik drive lever sehingga menghubungkan gigi pinion dengan fly whell.  Pada solenoid terdapat 3 terminal, meliputi terminal 50, terminal 30, dan terminal C.

         

4.   Cara Kerja Motor Stater

a.   Pada saat kunci kontak posisi On / ST.

      Maka arus battery mengalir melalui hold in coil ke massa, dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature.  Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Dari kejadian ini kontak plat (plunger) akan bergerak ke arah menutup main switch sehingga drive lever bergeraek menggeser stater clutch (gigi pinion) ke arah posisi berkaitan dengan ring gear (fly whell).

Battery  à  Terminal 50  à  Hold in coil  à  Massa

Battery  à  Terminal 50  à  Pull in coil   à  Field coil  à  Armature  à  Massa

Pada saat gigi pinion berkaitan penuh (terminal 30 dan terminal C berhubungan), Pada saat solenoid timbul gaya magnet dan plunger bergerak sehingga kontak plat menghubungkan terminal 30 dengan terminal C motor stater maka terjadi aliran arus dari battery à terminal 30 à solenoid à kontak plat à terminal C motor stater.  Pada kumparan pull in coil kemagnetannya hilang karena massa pull in coil dirangkai dengan terminal C motor stater, sehingga pada kumparan pull in coil tidak terjadi beda potensial sehingga pull in coil tidak bekerja, sedang pada hold in coil masih terjadi kemagnetan yang berfungsi untuk mempertahankan posisi plunger untuk tetap menahan kontak plat berhubungan dengan terminal C dengan terminal 30, sehingga motor stater tetap mendapat arus dan terjadinya putaran pada motor stater.

 

Gambar 4. Rangkaian Kelistrikan Sistim Stater

 

b.   Pada saat stater switch Off

Sesudah stater switch ke posisi off ,dan main switch dalam keadaan belum membuka ,maka aliran arusnya sebagai berikut

Baterai à teminal 30 à majn switch à terminal C

Field  à armature  à  massa

Oleh Karena stater switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dar terminal C , sehingga aliran arus menjadi:

Baterai à terminal 30 à main switch à teminal C à

Pull incoil à Hold in coil à massa

 

 Karen arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan seshingga keduanya saling menghapuskan , hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat mengembalikan kontak plat keposisi semula.dengan demikian drive lever menarik stater clutch dan gigi pinion terlepas dari perkaitan fly whell.


Share on Google Plus

About David Sigalingging

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment